Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Juli 2013

Jenis Burung Merpati Hias

 Jenis Burung Merpati 

Berikut ini saya sajikan tulisan mengenai jenis-jenis merpati, utamanya yang populer dewasa 

ini.


1. Homer:

Berasal dari burung liar yang dikenal dengan nama Columbian livia. Setelah dijinakkan burung tersebut dikenal sebagai Racing Homer – dapat kita sebut sebagai “merpati pos” aduan. Dari jenis Racing Homer ini kemudian muncul beberapa jenis merpati, antara lain: Homer pameran (Exhibition Homer) yang dikembangkan sejak 1990 sebagai burung pameran. 
German Beauty Homer yang dikembangkan di Jerman sejak 1907 sebagai burung pameran. Burung ini mirip dengan Racing Homer tetapi lebih ramping. 
Giant Homer yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk mendapatkan burung yang berbadan besar dan memiliki kemampuan memproduksi anak yang banyak. Burung ini ditujukan untuk keperluan konsumsi. Racing Homer dikembangkan dewasa ini di Belgia dan Inggris. Sejak lama barung ini digunakan sebagai pengirim berita dan kini dikembangkan dengan penyilangan terhadap burung-burung yang kecepatannya tinggi karena sasaran utamanya adalah kecepatan. Dengan demikian, warna, bentuk dan besarnya menjadi nomer dua.

2. Tumbler  

Merpati-merpati jenis tumbler:- English shortfaced tumble: merupakan burung yang kecil, padat, dengan leher jenjang mungil tetapi dengan dada yang kokoh. Dalam keadaan berdiri biasa, ujung sayapnya akan menggantung lebih rendah dari kedudukan ekor – ini merupakan ciri yang menonjol. Selain itu bagian muka dari kepalanya menonjol agak jauh ke depan daripada paruhnya yang pendek. Dengan dipelihara untuk keperluan pameran, maka kemampuannya untuk terbang tinggi dan jungkir balik pun hilang. Burung diternakkan dengan berbagai variasi warna.
- Birmingham Roller: dikembangkan di Birmingham (Inggris) sebagai burung yang memiliki keistimewaan terbang. Kemampuannya untuk jungkir balik dan berputar-putar di udara menjadi sasaran utama pemeliharanya. Burung ini mampu untuk jungkir balik (trumble), termasuk salto ke belakang dan berputar-putar (spin) dengan kecepatan tinggi sekali. Dan itu dilakukan mulai ketinggian yang cukup tinggi (burung mampu terbang tinggi) dan berakhir setealh berada pada ketinggian yang rendah. Kemampuan ini telahg menjadi acara pertandingan yang menarik bagi para penggemarnya. Tetapi Birmingham Roller juga menjadi burung yang dipamerkan bahkan cara-cara penilaiannya pun telah dibakukan.
- Flying Tipller: merupakan burung yang diekambangkan dari Flying Tumbler. Burung ini dipelihara karena kemampuannya terbang yang lama. Jenis yang baik akan mampu terbang terus-menerus selama 20 jam.
- Parlour Tumbler: juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Burung ini diternakkan karena kemampuannya lombat ke udara, melakukan salto sekali atau dua kali ke belakang, dan kedua kakinya hinggap kembali ke tempat semula.
 3. Cumulet:

4. Flight
Burung ini dikembangkan di Amerika dan merupakan ras tersendiri. Dari kelompok ini ditemukan burung yang dikenal dengan nama Domestic Flight. Burung ini mampu terbang tinggi, dengan ukuran badan sedang, paruh tampak memannjang dan kepala ramping berjambul, tetapi ada pula yang tidak. Matanya putih dengan lingkaran tengah dari mata (selaput mata) bagus. Dan inilah letak rahasia kemampuannya melihat jauh saat merpati terbang tinggi.
Selain itu ada juga burung yang diberi nama Show Flight. Burung ini mempunyai badan yang lebih gemuk dan kepala lebih besar daripada jenis Domestic Flight. Burung ini diternakkan karena kemampuannya terbang tinggi dan memiliki keindahan yang dapat dijadikan sarana untuk dipamerkan. Kedua macam burung ini diternakkan dengan warna hitam, kuning, merah dan abu-abu cokelat.

Jenis Umum Merpati

Demikian sejumlah jenis merpati yang popular saat ini. Namun jika kita menengok lebih jauh, maka merpati sebenarnya bisa dibedakan berdasar ukuran badan, bentuk badan, dan warna bulu.
Berdasar ukuran badan

1. Carrier




2. Carneau

3. Strasser






Sabtu, 20 Juli 2013

Peluang Usaha Ternak Merpati Hias Lumayan Lhooo...

Sekarang ini trend burung masih di dominasi kenari import , tapi bukan berarti jenis unggas kesayangan asli indonesia tidak memenuhi selera pasar . Buktinya harga merpati hias cukup mahal , seperti jenis Santinet. Sepasang merpati anakan ditingkat peternak harga sekitar 500 ribu rupiah . Dari sebuah kandang sederhana dalam sebulan dapat memanen anakan sebanyak dua kali dan setiap kali panen menghasilkan 15 pasang merpati , maka dalam sebulan 30 pasang . Harga sepsang merpati anakan lepas sapih berkisar 150.000 – 1 juta . Jika dalam sebulan didukung pemasaran yg lancar bisa beromzet 15.000.000 , biaya pakan yang di keluarkan 1 juta.


Berikut gambaran analisa budidaya Merpati Hias

A. Investasi
- kandang Rp. 2.000.000
- Induk 15 pasang @ 1 juta Rp. 15.000.000
Total : 17.000.000

B. Biaya Operasional
- Pakan Rp. 1 .000.000
- Tenaga Kerja Rp. 1.000.000
Total : Rp 2.000.000

C. OMZET
- Hasil penjualan anakan ( 1 Pasang indukan menghasilkan 1 pasang anakan. 1 bulan panen 2 kali ) @ 500.000
Rp. 15.000.000

Beternak Merpati Hias


Salah satu merpati hias yang mempunyai bentuk                
ekor yang unik yaitu ekornya seperti kipas adalah
merpati kipas / persi. Bagi penggemar burung hias
belum komplit rasanya kalau anda belum memiliki
koleksi merpati kipas. Akhir-akhir ini merpati
kipas memiliki harga jual yang lumayan tinggi,
sehingga membuka peluang bisnis bagi
mereka yang mempunyai hoby menangkar burung hias.

Jika ingin mengembangkan jenis lain yang mempunyai nilai jual lebih tinggi maka dapat dipadukan dengan indukan dari merpati impor, seperti yang lagi populer saat ini adalah merpati jenis Jacobin, Fantail, Pouter, dan masih banyak yang lainnya

Cara Ternak

Cara ternak merpati hias sebenarnya hampir sama dengan merpati ketinggian atau merpati balap, hanya diperlukan penyesuaian model dan ukuran kandang dengan melihat bentuk dan ukuran jenis merpati hias yang akan dibudidayakan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk penangkaran burung merpati kipas, hal ini tergantung dari kondisi / lokasi penangkar. Dari beberapa cara yang ada memiliki kelebihan maupun kelemahan masing-masing:

1. Sistem Umbaran, beberapa pasang merpati di biarkan ( diumbar) berkeliaaran di pekarangan sekitar rumah. Untuk tempat tidur sekaligus untuk bertelur merpati di buatkan pagupon. Kelebihan dari sistem ini, tidak ada biaya pembuatan kandang, merpati lebih sehat karena bebas terbang ke mana saja, lebih mudah dalam pemeliharaannya dan pemberian makanan lebih sedikit karena disamping makan makanan yang disediakan oleh peternak, merpati juga mencari makanan sendiri yang berada di lingkungan sekitar. Kelemahan sistem ini terletak dalam hal keamanan dan produktifitas kurang baik karena merpati lebih banyak bermain, kalau ada burung yang sakit akan mudah menular.

2. Sistem kandang koloni, beberapa pasang merpati di masukkan dalam kandang besar. Untuk kapasitas kandang jangan terlalu sesak karena akan mengganggu kesehatan burung. Kelebihan dari sistem ini keamanannya lebih terjamin dari pada sistem umbaran. Kelemahan sistem ini, memerlukan biaya untuk pembuatan kandang dan makanan yang dibutuhkan lebih banyak, kalau ada burung yang sakit akan mudah menular.

3. Sistem Battery, di mana satu pasang merpati di masukkan dalam satu kandang battery. Ukuran kandang yang ideal adalah 75cmx50cmx50cm. Sistem ini sangat baik digunakan untuk ternak dalam skala besar. Kelebihan dari sistem ini, kesehatan burung lebih terjamin karena penyakit tidak mudah menular, produktifitas lebih baik, keamanan lebih terjamin. Sedang kelemahannya adalah membutuhkan biaya pembuatan kandang yang banyak, perawatan lebih sulit.

Budidaya Cacing Tanah Untuk Pakan Ternak



            Cacing tanah merupakan bahan pakan alternatif bagi ternak unggas dan ikan. Binatang ini mengandung gizi tinggi. Antara lain, protein 64-76, lemak 7-10 %, energi 900-4100 kal, serta mineral, air, dan asam amino paling lengkap. Penggunaan cacing tanah menjadi pakan ternak unggas dan ikan dapat dilakukan dalam bentuk segar maupun tepung.

Agar ketersediaan dan kebutuhan cacing terpenuhi, seorang peternak bisa membudidayakannya sendiri. Caranya: pertama, membuat kotak pemeliharaan dengan ukuran sesuai kapasitas yang diinginkan. Kotak pemeliharaan ini bisa dibuat dari kayu, plastik atau kaca.
Setelah itu, siapkan media hidup bagi cacing. Bahan yang dipakai untuk media hidup cacing adalah campuran kompos dengan beberapa bahan organik (limbah pertanian, limbah pasar). Masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai ketinggian 15 cm. Masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing ini basah dan gembur. Aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan. Kapur bisa ditambahkan sebanyak 1% dari media hidup untuk mendapatkan pH netral. Media sudah dianggap cocok apabila pH nya mencapai 6,0 – 7,2 ; tingkat kelembaban 15 – 30 % dan suhu antara 15 – 25Âșc.Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat media hidup yang telah disediakan. Bila medianya mencapai 2 kg, maka cacing yang dimasukkan ke dalamnya juga 2kg.Untuk menghindari kekeringan, permukaan media dilapisi plastik, karung, atau bahan lain yang tidak tembus cahaya. Agar bisa hidup dan berkembang dengan baik, setiap hari cacing harus mendapat suplai makanan yang dibutuhkan. Makanan tersebut berupa kotoran hewan, baik kotoran sapi, kambing atau ayam. Banyaknya makanan yang dibutuhkan adalah seberat cacing yang dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan. Jika berat cacing mencapai 2 kg, maka pakan yang diberikan juga 2 kg.



            Sebelum dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan, pakan cacing harus dijadikan bubuk atau bubur. Untuk bubur, perbandingan air dengan pakan adalah 1:1, setelah dicapur, bahan itu diaduk hingga rata. Bubur pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing.

Hama dan Cara Panen
Selama proses pengembang biakan, terdapat beberapa hama dan musuh cacing tanah yang harus diwaspadai. Antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, dan kutu. Untuk itu, lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup. Bahan yang baik digunakan sebagai penutup adalah kawat kasa. Karena kawat kasa juga menjamin berlangsungnya proses pergantian udara tetap berjalan dengan baik. Selain itu, untuk mencegah serangan semut, di sekitar kotak pemeliharaan diberi air secukupnya (dirambang).

Setelah 2,5 – 3 bulan, cacing sudah mulai bisa dipanen. Ditandai banyaknya kascing (kotoran cacing) dan kokon (kumpulan telur cacing). Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi bibit.

Panen cacing dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah menggunakan alat penerangan seperti petromaks, lampu neon atau bohlam. Cahaya yang dihasilkan oleh lampu mengundang cacing untuk berkumpul di bagian atas media. Setelah itu, cacing tinggal diambil dan dipisahkan dari medianya. Cara lain adalah membalikkan kotak pemeliharaan, dan memisahkannya dari media hidup cacing.

Setelah cacing dipanen, sebagian cacing dewasa dan kokon (telur cacing) masing-masing dimasukkan ke dalam media hidup yang baru secara terpisah. Telur-telur cacing ini akan segera menetas dalam tempo 14 – 21 hari. Setelah itu, pemeliharaan dilakukan seperti awal budidaya.

Selain cacing, budidaya cacing tanah juga menghasilkan kascing, yang berbentuk butiran, berserat dan berwarna kehitaman. Umumnya kascing ini berada di permukaan sekitar sarang. Kascing mengandung mikro organisma, mineral anorganik dan bahan organik yang bermanfaat bagi tanaman. Kascing ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Keunggulan pupuk kascing antara lain, mampu menetralisir kelebihan zat asam dalam tanah, menjadikan tanah lebih gembur dan tidak cepat padat.

Membuat Pelet dari Cacing

           Sebelum diproses menjadi pelet, cacing harus dibersihkan dari semua kotoran yang menempel ditubuhnya, yaitu dengan cara dicuci dan dibilas hingga bersih. Setelah itu, cacing dijemur di atas seng selama 24 jam atau diovenkan selama 24 jam dengan suhu udara 32-35 derajat celcius. Cacing yang telah kering kemudian digiling dan dijadikan tepung cacing.

Untuk membuat pelet dari bahan dasar cacing tanah seberat 1 kg, misalnya, dibutuhkan bahan tambahan antara lain: kuning telur ayam yang telah direbus 200 gram, tepung kanji 10 gram, terigu 140 gram, dedak 180 gram dan tepung cacing 470 gram. Campurkan bahan-bahan tersebut menjadi satu di dalam baskom. Kemudian tambahkan air hangat secukupnya, diaduk hingga adonan menjadi kenyal.

        Setelah itu, dicetak dengan mesin penggiling daging sehingga menghasilkan pelet basah yang panjang seperti mie. Pelet basah tersebut dipotong per 0,5 cm membentuk butiran-butiran. Setelah itu pelet dijemur di panas matahari. Setelah kering pelet sudah siap disajikan.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat pakan ikan dari cacing tanah ini adalah menyiapkan peralatan pembuatan, yakni alat penggiling tepung, alat penggiling daging, dan baskom. Setelah peralatan sudah siap, mulailah memisahkan cacing-cacing segar dari media pembudidayaan. Ambil sesuai dengan kebutuhan saja.

Sumber :
 Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Dinas Perikanan Propinsi DKI Jakarta, Brosur Informasi Proyek Peningkatan Diversifikasi Usaha Perikanan

Budidaya Ikan Koi : Ikan Menawan Dari Negeri Sakura




           Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi kolam pemijahan, induk koi unggul, tersedia pakan benih dan perawatan intensif.

Cara Seleksi Induk Koi

                 Pilih induk koi matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin yaitu induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur matang. Matang tubuh yaitu secara fisik mereka sudah siap menjadi induk produktif.
Fisik prima, tidak cacat, sirip dan sisik lengkap. Gerakan anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibanding jantan, perutnya terlihat lebih besar dibanding punggung. Jantan sebaliknya lebih langsing dan perut rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Ini menjaga kalau jantan lagi tidak mut. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Tidak disarankan menggunakan induk yang paling bagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induk. Pilih koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warna pekat. Kalau seleksi benih nanti bisa pilih mana yang terbaik.
Syarat Kolam Pemijahan Koi 

        Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu masuk dan pintu keluar air tersendiri. Seluruh kolam harus diplester dan dapat dikeringkan.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit boleh seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapat sinar matahari, tidak terlalu berisik, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan.
Sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau bulat diameter 1,5 sampai 2 m.
Tambah satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami dipakai untuk mensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.
Persiapan Kolam Koi 

          Kolam dikeringkan dibawah terik matahari, pintu masuk dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telur. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijah ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk panjang dan rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban sesuaikan dengan besar induk betina, 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diatas kakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi untuk memijah. Selain kakaban tempat penempel telur bisa menggunakan tanaman air seperti Hydrilla disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.
Pelaksanaan Pemijahan Ikan Koi
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakang. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lain dan sulit lepas. Juga ada sebagian telur jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Segera Induk dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan. Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersebut. Cara kedua dengan memindah telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat kolam.
         Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.
    Sekian tips-tips dari saya,semoga bermanfaat....

Sumber : http://budidayausaha.blogspot.com/2013/05/cara-budidaya-ikan-koi-yang-baik.html

Tips-Tips Menetaskan Telur Kenari

     Untuk meningkatkan kesempatan anakan kenari menetas dan hidup semua dari telor pertama sampe yang terakhir, karena kebanyakan yang para peternak kenari alami jika indukan bertelor 5 samai 6 butir dan menetas semua hasil nya tetap saja telor 4-5-6 biasa nya mati tergencet sama telor yang 1-3 yang telah lebih dulu menetas dan membesar sehingga ketika telor 4-5-6 menetas tingkat hidup nya sangat minim karena perbedaan tubuh yang tidak seimbang sehingga kebanyakan telor 4-5-6 walaupun menetas pasti mati tergencet saudaranya yang terlebih dahulu menetas dan membesar. Berikut ini tipsnya :1.Siapkan sarang cadangan di lapisi dengan tisu atau serat lembut.2.ambil telor yg pertama keluar lalu simpan di tempat yg di sediakan.
3.gantikan telor pertama yg di ambil dengan telor yg sudah tidak menetas.
4.ulangi langkah 2 dan ke 3 sampai telor terakhir keluar atau sampai indukan besok nya tidak bertelor lagi.
5.ambil semua telor palsu lalu masukan semua telor kenari yg asli ke sarang nya pada saat kita tau si indukan sudah tidak bertelor lagi.
Pengambilan telor di sarankan sebisa mungkin ketika indukan baru saja bertelor atau sepagi mungkin sebelum matahari terbit.
Penyimpanan telor yg di ambil dri telor pertama sampai yg terakhir harus di dalam box/sangkar si indukan berada supaya suhu nya tidak berubah.
Hitungan 14 hari pengeraman di mulai setelah kita menyimpan kembali semua telor.
Tips ini telah dicoba oleh baraya KMB tersebut dan alhasil alhamdulillah yang bertelor sampe 5-6 butir pun kalo menetas semua anakan bisa bertahan hidup semua karena menetas berbarengan dan pemberian pakan dari indukan nya pun bisa merata...silahkan mencoba dan semoga berhasil ...kita hanya berusaha tapi ALLAH yg menentukan.

sumber :http://www.elcanarian.com/2012/08/tehnik-penetasan-telur-kenari.html