MedanBisnis – Grobongan. Sukses
menekuni sebuah usaha memang bisa dimulai dari berbagai cara. Salah
satunya saja seperti Anas (41) yang sukses menekuni bisnis keripik
singkong, meskipun hanya berbekal pendidikan setingkat SMP. Memiliki
pengalaman lebih dari 10 tahun bergelut di dunia usaha, ayah dua putri
ini memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk bisa sukses membangun
usaha.
Ditemui di kediamannya yang terletak di
Jln. Kenanga Dsn. Beru RT 5/4 Kalirejo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten
Grobogan, Anas mengungkapkan bahwa dulunya Ia sempat merintis berbagai
macam peluang usaha sebelum akhirnya menekuni bisnis keripik singkong.
Bermodalkan mesin pemotong ketela singkong yang Ia kreasikan, Anas mencoba memasarkan keripik singkong atau ketela dengan mengusung brand QuiTela.
“Nama tersebut saya ambil dari bahasa Jawa, istilah kui telo berarti itu ketela, agar konsumen mudah mengingatnya,” tutur Anas.
Dengan brand QuiTela yang Ia pasarkan, Anas sangat antusias untuk mengembangkan bisnis olahan singkong tersebut. “Ini adalah produk unggulan saya, dijamin enak, renyah dan gurih,” ungkapnya yang diamini pula oleh para konsumen setia QuiTela.
Sampai saat ini, untuk pemasaran QuiTela beliau masih mengandalkan jasa pedagang yang langsung mengambil produk keripik singkong ke tempat Anas dan di distribusikan ke seluruh kecamatan Wirosari.
Melihat permintaan pasarnya semakin pesat, sekarang ini kapasitas produksi keripik singkong per bulannya bisa mencapai 1 sampai 1,5 kuintal untuk memenuhi permintaan pasar lokal.
“Untuk menjaga citarasa keripik, kebetulan sudah ada pemasok tetap dengan spesifikasi singkong berkualitas prima,” terang Anas.
Dengan proses produksi yang cukup sederhana, namun tetap menjaga kebersihan bahan baku, pertama-tama singkong dikupas, dicuci atau dibersihkan hingga minimal 3 (tiga) kali pembilasan, dan kemudian dipotong menggunakan mesin sederhana yang Ia ciptakan.
Dibandrol dengan harga jual Rp 7.200,00 per 250 gram dan Rp 24.000,00 per kilogram, ke depannya beliau mengungkapkan ingin menambah jenis makanan ringan lainnya yang tak kalah renyah yaitu marning jagung bantet yang bisa bersaing di pasar bebas, baik dari segi citarasa maupun harga jual di pasaran. (buc)
Bermodalkan mesin pemotong ketela singkong yang Ia kreasikan, Anas mencoba memasarkan keripik singkong atau ketela dengan mengusung brand QuiTela.
“Nama tersebut saya ambil dari bahasa Jawa, istilah kui telo berarti itu ketela, agar konsumen mudah mengingatnya,” tutur Anas.
Dengan brand QuiTela yang Ia pasarkan, Anas sangat antusias untuk mengembangkan bisnis olahan singkong tersebut. “Ini adalah produk unggulan saya, dijamin enak, renyah dan gurih,” ungkapnya yang diamini pula oleh para konsumen setia QuiTela.
Sampai saat ini, untuk pemasaran QuiTela beliau masih mengandalkan jasa pedagang yang langsung mengambil produk keripik singkong ke tempat Anas dan di distribusikan ke seluruh kecamatan Wirosari.
Melihat permintaan pasarnya semakin pesat, sekarang ini kapasitas produksi keripik singkong per bulannya bisa mencapai 1 sampai 1,5 kuintal untuk memenuhi permintaan pasar lokal.
“Untuk menjaga citarasa keripik, kebetulan sudah ada pemasok tetap dengan spesifikasi singkong berkualitas prima,” terang Anas.
Dengan proses produksi yang cukup sederhana, namun tetap menjaga kebersihan bahan baku, pertama-tama singkong dikupas, dicuci atau dibersihkan hingga minimal 3 (tiga) kali pembilasan, dan kemudian dipotong menggunakan mesin sederhana yang Ia ciptakan.
Dibandrol dengan harga jual Rp 7.200,00 per 250 gram dan Rp 24.000,00 per kilogram, ke depannya beliau mengungkapkan ingin menambah jenis makanan ringan lainnya yang tak kalah renyah yaitu marning jagung bantet yang bisa bersaing di pasar bebas, baik dari segi citarasa maupun harga jual di pasaran. (buc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar